Hikam (5 tahun) merupakan anak autisma yang orang tuanya mengalami perceraian. Ayah (Hamdi) dan ibunya (Rabiatul) masing-masing telah menikah lagi dengan orang lain dan memiliki anak. Dikarenakan hal ini, Hikam harus tinggal berdua dengan Neneknya (Mut'ah) yang juga telah berpisah dengan sang kakek

Nenek dan Hikam menjalani hidup dengan sangat sederhana. Mereka tinggal di satu petak rumah, dengan 1 kamar tidur yang sekaligus menjadi ruang tamu, serta 1 kamar mandi. Nenek Muti'ah yang sudah berusia ±65 tahun bekerja sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhannya dan sang cucu yang terdiagnosis Autism Spectrum Disorder (ASD). Terlebih lagi, orang tua Hikam sangat jarang menengok Hikam. Sehingga, Nenek Muti'ah lah yang menjadi wali tunggal sekaligus menjadi orang yang harus mencari nafkah untuk Hikam

Nenek Muti'ah memiliki kehawatiran tentang nasib Hikam jika sang Nenek meninggal lebih dulu. Terlebih lagi, saat ini Hikam masih belum bisa BAB/BAK di kamar mandi. Hikam pun sering tantrum jika keinginannya tidak terpenuhi. Hikam sangat memerlukan diterapi agar ia memiliki kemampuan intelektual, motorik, dan keterampilan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Maka di tengah keterbatasan ekonomi yang dialami, nenek tetap mengusahakan yang terbaik untuk kemajuan perkembangan Hikam.

Saat ini, Hikam tengah menjalani terapi di YCHI Cabang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Namun, jarak antara rumah dan tempat terapi yang cukup jauh membuat Nenek Muti'ah harus berangkat dan pulang dengan menggunakan ojek. Padahal, penghasilan Nenek Muti'ah sangat sedikit, bahkan untuk makan saja terkadang tidak cukup, apalagi untuk membayar transportasi. Hal ini menyebabkan Hikam hanya pergi terapi jika sang nenek mendapatkan pekerjaan sebagai buruh tani

Nenek Muti'ah yang merupakan buruh tani tembakau memiliki penghasilan Rp.30.000-60.000,- perminggu. Keuangan keluarga kecil ini sedikit terbantu dengan kiriman uang dari sang ibu. Rabiatul mengirimkan uang sesuai dengan kemampuannya, yaitu sekitar Rp.100.000-200.000,- perbulannya

Dengan penghasilan yang pas-pasan, Nenek Muti'ah mengalami kesulitan untuk menghidupi sang cucu dan memberikan terapi di rumah. Nenek Muti'ah berjuang keras sambil berharap akan adanya bantuan dan dukungan agar Hikam dapat terus mendapatkan terapi, sehingga ia dapat berkembang dan menjadi lebih mandiri

YCHI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk Hikam, untuk itu saat ini Hikam diberikan penanganan terapi selama 2x seminggu untuk menunjang perkembangan baik secara fisik maupun intelektual