Diet yang Tepat untuk Anak Autistik

Memiliki anak dengan autisme akan membuat orang tua harus menghadapi perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh anak. Salah satu kondisi yang mungkin dihadapi oleh orang tua adalah masalah makan pada anak.

Masalah Makan Pada Anak Autistik

1 Foto oleh Polina Tankilevitch dari Pexels

Salah satu masalah utama yang ditemui pada anak autistik adalah masalah terkait pencernaan dan makan. Anak autistik cenderung memiliki nutrisi yang tidak cukup. Hal ini sebagian disebabkan oleh penghindaran dan keengganan makan pada anak. Masalah makan yang dialami anak penyandang autisme juga dapat disebabkan oleh perkembangan fisiknya. Anak autistik rentan terkena diare kronis, sembelit, dan gangguan pencernaan lainnya. 

Berikut adalah beberapa gangguan makan pada anak Autistik.

  • Ritual Makan

Anak yang mengalami autisme cenderung kesulitan dalam beradaptasi dengan makanan dan pola makan baru. Hal ini dikarenakan anak autistik memiliki kesenangan melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Sehingga, ketika makanan dan pola makannya diganti, anak cenderung membuat mereka melakukan hal-hal negatif. Sehingga, orang tua harus memperkenalkan makanan dan pola makan baru secara bertahap untuk memastikan anak terbiasa dengan rasa dan tekstur makanan tersebut.

  • Tidak Mengunyah Makanan

Alih-alih mengunyah, anak autistik cenderung mendiamkan makanannya di dalam mulut atau menyesap makanannya.

  • Memilih-milih Makanan

Anak autistik adalah pemilih makanan dengan preferensi hanya pada jenis, rasa, dan tekstur makanan tertentu. Anak akan sangat menyukai makanan khusus dan di satu sisi sangat menghindari makanan tertentu. Selain itu, anak autistik juga cenderung enggan memakan makanannya karena suhu makanan yang membuatnya tidak nyaman.

Kebanyakan anak dengan autisme lebih memilih memakan makanan padat energi dan kurang gizi. Mereka tidak terlalu suka atau bahkan menolak memakan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Kurangnya nutrisi pada anak dapat meningkatkan risiko penyakit, seperti diabetes dan penyakit jantung. Pola makan yang buruk juga dapat menyebabkan anak mengalami obesitas.

Berdasarkan hal di atas, banyak anak autistik diberikan diet sebagai salah satu terapi untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko anak terkena berbagai penyakit.

Penelitian mengenai penggunaan diet membatasi karbohidrat pada anak autistik menunjukkan hasil bahwa anak menjadi lebih fokus dalam memperhatikan; adanya peningkatan keterampilan komunikasi; serta berkurangnya ketakutan, kecemasan, dan gangguan emosional.

Suplemen vitamin dan mineral sangat penting bagi anak autistik. Suplemen ini dapat mengurangi hiperaktivitas, kemarahan, dan stres. Kekurangan vitamin akan menyebabkan gangguan fungsi metabolisme. 

Selain itu, mengurangi atau meghilangkan protein tertentu dapat mengurangi gejala pada anak autistik. Mengonsumsi makanan bebas gluten dan kasein terbukti dapat membuat anak menjadi lebih baik dan merasa lega.

Terlepas dari penjelasan di atas, setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Orang tua perlu membantu anak dengan menerapkan berbagai strategi untuk membuat anak makan agar kebutuhan nutrisinya tercukupi. Ayah dan Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter dan terapis mengenai hal ini.

Tujuan Diet untuk Anak Autistik

Diet merupakan diberlakukannya aturan makanan khusus dengan tujuan kesehatan. Berikut adalah tujuan diet untuk anak autistik.

  • Mencegah dan mengurangi keparahan masalah makan pada anak serta memberikan konsistensi tekstur dan rasa makanan.
  • Meningkatkan asupan serat berupa sayur dan buah agar tidak muncul masalah pencernaan.
  • Mencari dan menganalisis gizi yang dapat menggantikan diet saat ini. Karena, jika diet yang diberlakukan sangat terbatas, maka dapat beresiko anak kekurangan nutrisi.
  • Memantau pola makan, jenis makanan anak, adaptasi anak terhadap makanan, dan alergi anak terhadap makanan.

Diet yang Tepat untuk Anak Autistik 

Masalah makan yang dialami anak sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan mentalnya. Maka dari itu, orang tua perlu mendorong perubahan pola makan dan makanan yang dikonsumsi oleh anak. 

Berikut adalah diet umum yang dapat diberikan untuk anak penyandang autisme.

  • Autism Meal Plan

Diet ini merupakan terapi perilaku dimana tujuannya berfokus pada perubahan perilaku anak terhadap makanan tertentu. Terapi perilaku seperti ini merupakan salah satu pendekatan yang paling efektif untuk mengatasi masalah makan pada anak penyandang autisme. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat mengurangi stres pengasuhan pada orang tua saat memberi anak makan. Namun, belum ditemukan perkembangan perilaku anak dalam memilih-milih makanan.

Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mendalami efektivitas dari pendekatan ini untuk anak autistik.

  • Modified Ketogenic Diet 

Diet ini berupa mengonsumsi makanan rendah karbohidrat, protein dalam jumlah sedang, dan lemak dalam jumlah tinggi. Pendekatan ini dapat membantu anak autistik mendapat asupan protein untuk perkembangan otak dan otot-ototnya, lalu di sisi lain menghilangkan atau mengurangi gangguan pencernaan. Ini dapat menjadi solusi jika anak mengalami alergi pada protein tertentu seperti keju atau susu. Orang tua dapat berfokus pada jenis protein lain.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengurangi karbohidrat dapat berdampak positif pada keterampilan komunikasi, peningkatan perilaku, dan penurunan gangguan emosional.

Namun, Ayah dan Bunda perlu berhati-hati dengan jumlah lemah yang dikonsumsi. Kelebihan lemak dapat menyebabkan penyakit jantung dan obesitas, terlebih lagi jika anak memiliki kesulitan mengonsumsi buah dan sayuran.

  • Gluten Free Casein Free (GFCF)

Diet ini dilakukan dengan cara memberikan makanan bebas gluten dan kasein. Diet bebas gluten dilakukan dengan menghindari makanan yang mengandung tepung terigu, seperti roti, mie, dan kue. Sedangkan diet bebas kasein dilakukan dengan menghindari makanan dari olahan susu, seperti susu, cokelat, ice cream, keju, dan yoghurt.

Pendekatan ini dinilai dapat membuat anak autistik membaik dan merasa lebih lega. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memperjelas efek diet ini.

Hal yang perlu diingat adalah Anda tidak boleh memutuskan menggunakan strategi diet sendirian. Orang tua sebaiknya berkonsultasi dengan dokter dan terapis mengenai strategi yang harus digunakan dalam memberikan diet pada anak. 

Makanan yang Baik Untuk Anak Penyandang Autisme

Umumnya, anak autistik mengalami kekurangan zat besi, kalsium, serat, asam folat, seng, asam amino, kalsium, dan vitamin A, C, D, E K, B, B6, dan B12.

Untuk membantu anak mendapat nutrisi yang seimbang, cobalah menambahkan makanan berikut ke dalam menu makanan mereka. Tentunya hal ini dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter dan terapisnya.
 

  • Biji-bijian, kacang-kacangan, dan kuaci
  • Telur
  • Seafood
  • Susu kedelai
  • Salmon
  • Kacang dan susu almond
  • Oatmeal
  • Alpukat, mangga dan jeruk
  • Bawang merah dan putih
  • Jamur
  • Labu
  • Wortel dan buncis
  • Bayam
  • Daging sapi dan ayam tanpa lemak
  • Melon
  • Tomat dan jus tomat
     


 

Banyak dari makanan di atas memiliki banyak nutrisi. Mulailah membuat rencana makanan yang mengandung buah, sayuran, biji-bijian, dan protein. Kenalkan makanan baru dengan menghidangkannya dengan menu yang sudah biasa anak makan agar mempermudah anak dalam beradaptasi.

Makanan yang Harus Dihindari oleh Anak Autistik 

Makanan yang perlu dihindari adalah makanan yang menyebabkan masalah pencernaan atau masalah perilaku pada anak. 

Berikut adalah makanan yang umumnya dapat menyebabkan masalah pada anak autistik.

  • Susu dan produk susu lainnya
  • Produk gandum
  • Makanan tinggi gula
  • Daging olahan

Penutup 

Diet sehat sangat penting untuk anak, terlebih lagi untuk anak dengan autisme. Tujuan utama dari diet adalah mencukupi kebutuhan gizi anak untuk meningkatkan kesehatannya. Terlepas dari bentuk diet, setiap orang tua perlu memperhatikan pola makan anak. Hindari diet terlalu ketat karena dapat berdampak pada kekurangan nutrisi. Jadi, tetap berikan asupan makanan yang sehat dan seimbang.

Perubahan pola makan pun sebaiknya dilakukan secara bertahap agar anak dapat beradaptasi dengan baik. Sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan tenaga ahli untuk mengetahui kebutuhan gizi anak dan memutuskan diet yang akan diberikan.

Referensi

Doreswamy, S., Bashir, A., et al. (2020). Effects of Diet, Nutrition, and Exercise in Children With Autism and Autism Spectrum Disorder: A Literature Review. Cureus, https://dx.doi.org/10.7759%2Fcureus.12222

Herminiati, A. (2009). Diet makanan untuk penyandang autis. Jurnal Pangan, https://jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/view/211/193

Piwowarczyk, A., Horvath, A., Łukasik, J., Pisula, E., & Szajewska, H. (2017). Gluten- and casein-free diet and autism spectrum disorders. Springer, http://dx.doi.org/10.1007/s00394-017-1483-2

Rahadiyanti, A. (2020). Rekomendasi Diet Anak Autis. Retrieved from Ahli Gizi: https://ahligizi.id/blog/2020/07/16/rekomendasi-diet-anak-autis/ 

The Optimal Food List for Autism (& What to Avoid). (2020). Retrieved from Elemy: https://www.elemy.com/studio/autism-and-diet/food-list/#Autism_Dietary_Struggles 

Zelman, K. M. (2010). Diet and Autism: An interview with Brian Udell, MD. Retrieved from Web MD: https://www.webmd.com/diet/features/diet-and-autism#1 

Bagikan artikel ini:

Facebook WhatsApp