Inilah Tipe dan Level Autisme yang Perlu Anda Ketahui!
Tanda-tanda yang muncul pada anak dengan gangguan spektrum autisme adalah sebagai berikut.
- Kontak mata tidak konsisten.
- Kesulitan dalam melakukan komunikasi bolak-balik.
- Nada suaranya datar.
- Cenderung mengulangi perilaku, kata, atau frasa tertentu.
- Kesulitan dalam menjelaskan perasaan dan kebutuhannya.
- Memiliki minat terbatas dan hanya pada topik tertentu.
- Tidak menyukai adanya perubahan pada rutinitasnya karena sulit beradaptasi.
- Sangat sensitif terhadap suara, bau, rasa, pemandangan, dan sentuhan.
Memiliki anak penyandang gangguan spektrum autisme bukanlah sebuah hal yang mudah. Ayah dan Bunda harus terus belajar dan mengumpulkan informasi terkait gangguan yang dialami oleh si kecil. Salah satu hal yang penting untuk orang tua ketahui adalah tipe dan level dari Autism Spectrum Disorder (ASD).
Dengan mengetahui tipe dan level gangguan autisme, orang tua dapat memahami dan membantu anak dengan lebih baik. Level pada gangguan ini juga bisa mempermudah dalam menentukan intervensi untuk anak. Sehingga, kemungkinan anak berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya akan lebih tinggi.
Tipe-tipe Gangguan Spektrum Autisme
Sebelum 2013, para ahli mengklasifikasikan Autism Spectrum Disorder (ASD) menjadi 4 tipe yang berbeda, yaitu sebagai berikut.
- Autistic Disorder
Autistic disorder adalah tipe yang paling pertama dari gangguan spektrum autisme. Gangguan ini dianggap sebagai gangguan dari spektrum Autism Spectrum Disorder (ASD) yang paling berat.
Berikut adalah tanda-tanda dari autistic disorder.
- Mengalami masalah dengan interaksi sosial.
- Mengalami masalah dalam berkomunikasi.
- Terdapat perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang.
Anak yang mengalami gangguan ini cenderung lebih suka bermain sendiri dan mengalami kesulitan berinteraksi dengan teman sebayanya. Anak penyandang gangguan autistic disorder membutuhkan dukungan yang lebih banyak daripada penyandang jenis gangguan spektrum autisme lainnya.
1.Asperger’s Syndrome
Tipe ini adalah jenis spektrum autisme yang gejalanya lebih ringan dari tipe lainnya. Anak yang mengalami asperger’s syndrome biasanya merupakan individu yang sangat cerdas, tidak mengalami keterlambatan berbicara, dan cenderung mampu menjalani kehidupan sehari-harinya. Mereka akan fokus pada topik tertentu yang menarik minat mereka. Karena tertarik, mereka selalu membicarakan topik yang tersebut. Namun, anak yang mengalami sindrom ini cukup kesulitan dan membutuhkan waktu lebih lama dalam berinteraksi secara sosial.
Berikut adalah gejala dari asperger’s syndrome.
- Kesulitan dalam melakukan interaksi sosial.
- Kesulitan dalam membaca ekspresi, bahasa tubuh, dan isyarat sosial.
- Tidak memahami humor yang sama seperti orang lain.
- Kurang mampu menjaga kontak mata.
- Cenderung melakukan aktivitas atau memiliki perilaku yang berulang-ulang.
Gejala-gejala di atas dapat berlaku untuk anak penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD). Perbedaan utama antara keduanya adalah anak dengan asperger’s syndrome memiliki gejala yang lebih ringan dan memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik.
Tanda asperger’s syndrome yang lain adalah sebagai berikut.
- Mudah marah jika apa yang ia inginkan tidak terjadi seperti semestinya.
- Memiliki tulisan tangan yang buruk
- Memiliki rentang minat yang terbatas atau sangat menyukai suatu minat tertentu.
Anak penyandang asperger’s syndrome membutuhkan perawatan yang lebih sedikit daripada jenis spektrum lainnya.
2. Childhood Disintegrative disorder (CDD)
Gangguan spektrum autisme tipe Childhood Disintegrative disorder (CDD) merupakan bagian spektrum yang paling langka dan memiliki gejala yang berat. Anak dengan gangguan ini awalnya berkembang secara normal. Kemudian, antara usia 2 sampai 4 tahun, anak dengan cepat mengalami penurunan kemampuan dan keterampilan dalam bidang sosial, bahasa, dan mental.
Berikut adalah keterampilan anak yang mengalami penurunan ketika mengalami CDD.
- Keterampilan bahasa dan komunikasi.
- Keterampilan sosial, bermain, dan merawat diri.
- Keterampilan motorik dan alat pencernaan.
Anak yang mengalami CDD membutuhkan dukungan yang lebih besar untuk membantu perkembangan keterampilannya yang menurun.
3. Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Specified (PDD-NOS)
Autisme jenis ini biasanya disebut autisme atipikal atau atypical autism. Tipe PDD-NOS mencakup sebagian besar anak yang autismenya lebih berat daripada asperger’s syndrome, namun tidak seberat autistic disorder. Diagnosis PDD-NOS diberikan ketika anak tidak cukup memenuhi kriteria autisme, asperger’s syndrome, atau Childhood Disintegrative disorder (CDD).
Tanda-tanda autisme jenis PDD-NOS adalah sebagai berikut.
- Memiliki kekurangan dalam perilaku sosial.
- Adanya perkembangan keterampilan yang tidak merata.
- Terdapat gangguan berbicara dan berbahasa.
- Tidak dapat beradaptasi dengan perubahan.
- Sangat sensitif terhadap rasa, pemandangan, suara, bau, dan sentuhan.
- Cenderung melakukan perilaku berulang.
Gejala-gejala ini sekarang dapat digunakan untuk mendiagnosis ASD.
Semakin berkembangnya zaman, para ahli sepakat bahwa ketika gangguan spektrum autisme dikategorikan berdasarkan jenisnya, tenaga profesional akan kesulitan dalam melihat garis perbedaan antara jenis yang satu dengan jenis lainnya. Sehingga, diagnosis yang dilakukan sebelum tahun 2013 masih rumit dan membuat keluarga menjadi stres.
Hal tersebut membuat para ahli kesehatan mengklasifikasikan gangguan spektrum autisme sebagai sebuah kategori yang luas dengan level atau tingkatan yang berbeda. Level atau tingkatan ini digunakan untuk menentukan tingkat dukungan dan intervensi yang dibutuhkan oleh anak autistik.
Level Gangguan Spektrum Autisme
Level Autism Spectrum Disorder (ASD) dicantumkan pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 5 (DSM 5) setelah menghapus tipe-tipe gangguan spektrum autisme. Sehingga, ASD merupakan sebuah spektrum yang luas yang dibedakan hanya berdasarkan tingkatan yang berbeda.
Berikut adalah tingkatan atau level dari gangguan spektrum autisme.
- Membutuhkan Dukungan
Masalah komunikasi yang dialami oleh anak autistik dengan level 1 meliputi hal-hal sebagai berikut.
- Kesulitan memulai interaksi sosial.
- Terjadi penurunan minat dalam interaksi sosial.
- Mampu terlibat dalam komunikasi, tetapi kesulitan mempertahankan percakapan dua arah.
- Kesulitan dalam membangun pertemanan.
Gangguan perilaku ritualistik atau berulang yang dialami oleh anak autistik dengan level 1 adalah sebagai berikut.
- Perilakunya tidak fleksibel dan sulit menyesuaikan diri.
- Kesulitan dalam menghadapi perubahan atau peralihan kegiatan.
- Kesulitan dalam perencanaan yang mempengaruhi kemandirian.
Level ini juga disebut sebagai high functioning autism. Hal ini karena anak memiliki gejala dari autisme, tetapi kebutuhan akan dukungan dan bantuannya cukup rendah.
4. Membutuhkan Dukungan yang Besar
Berikut adalah kendala komunikasi yang muncul pada anak autistik pada level 2.
- Terdapat keterbatasan keterampilan komunikasi secara verbal dan nonverbal.
- Mengalami kesulitan dalam interaksi sosial walaupun ada dukungan.
- Keinginan untuk berinteraksi yang terbatas.
- Kurang mampu merespons ketika berkomunikasi dengan orang lain.
- Interaksi terbatas pada kepentingan atau kebutuhan khusus.
- Memiliki perbedaan yang signifikan dalam komunikasi verbal.
Sedangkan, berikut adalah gangguan perilaku pada anak autistik level 2.
- Perilakunya tidak fleksibel.
- Perlu usaha keras untuk menghadapi perubahan rutinitas.
- Kesulitan dalam mengubah fokus dan perilaku.
- Perilaku berulang yang sangat jelas terlihat dan mengganggu fungsi anak dalam beberapa aspek kehidupan.
Anak autistik dengan level ini membutuhkan dukungan yang lebih serius dari level sebelumnya.
5. Membutuhkan Dukungan yang Sangat Besar
Berikut adalah kendala komunikasi yang muncul pada anak autistik pada level 3.
- Mengalamni gangguan berat dalam komunikasi verbal dan nonverbal yang sangat mengganggu perkembangan anak.
- Memiliki keinginan interaksi sosial yang sangat terbatas.
- Memberikan respons yang sangat terbatas saat berinteraksi.
- Menggunakan beberapa kata yang dapat dipahami.
- Menggunakan cara yang tidak biasa untuk memenuhi kebutuhannya dan hanya merespons pada pendekatan yang sangat jelas.
Sedangkan, berikut adalah gangguan perilaku pada anak autistik level 3.
- Perilakunya tidak fleksibel.
- Mengalami gangguan ekstrim dalam menghadapi perubahan.
- Perilaku berulang yang sangat jelas terlihat dan mengganggu fungsi anak dalam semua aspek kehidupan.
- Sangat kesulitan mengubah fokus dan perilakunya.
Anak yang mengalami autisme level ini memerlukan perawatan dan dukungan yang sangat besar. Mungkin saja perawatan diperlukan seumur hidup.
Penutup
ASD adalah gangguan perkembangan. Sebelum tahun 2013, gangguan spektrum autisme dikategorikan menjadi 4 jenis. Namun, karena tenaga profesional kesulitan dalam membedakan jenis-jenis spektrum autisme, para ahli memutuskan untuk merevisi DSM 5 dengan menyatakan bahwa autisme merupakan gangguan spektrum yang sangat luas dan dibedakan berdasarkan tingkatan gejala yang dialami individu penyandangnya.
Referensi
Hoffman, M. (2020). What Are the Types of Autism Spectrum Disorders? Retrieved from Web MD: https://www.webmd.com/brain/autism/autism-spectrum-disorders
Pietrangelo, A. (2021). Are There Different Types of Autism? Retrieved from Healthline: https://www.healthline.com/health/types-of-autism#rett-syndrome
Rowden, A. (2021). What are the types of autism? Retrieved from Medical News Today: https://www.medicalnewstoday.com/articles/types-of-autism