Menghadapi Tantangan Sensorik pada Anak dengan Autisme: Panduan untuk Orang Tua dan Pengasuh
Apa Itu Tantangan Sensorik pada Autisme?
Tantangan sensorik pada autisme terjadi ketika anak bereaksi secara tidak biasa terhadap stimulus sensorik, yang bisa mencakup panca indera utama—penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan sentuhan—serta sistem vestibular (keseimbangan dan orientasi tubuh) dan proprioseptif (kesadaran akan posisi tubuh).
Sensitivitas Berlebih (Hypersensitivity): Anak mungkin merasa terganggu oleh stimulus yang biasanya dianggap wajar, seperti suara keras, tekstur makanan tertentu, atau pencahayaan terang.
Respon Rendah terhadap Rangsangan (Hyposensitivity): Anak mungkin kurang peka terhadap stimulus, misalnya tidak merasa terganggu saat ada kebisingan atau ketidaknyamanan fisik.
Jenis Tantangan Sensorik pada Anak dengan Autisme
1. Sensitivitas Terhadap Suara Anak dengan autisme sering kali sensitif terhadap suara keras atau tiba-tiba, seperti suara blender, sirine, atau keramaian.
Cara Mengatasinya: Penggunaan headphone atau alat pelindung suara bisa membantu mengurangi stres dari kebisingan di lingkungan. Selain itu, memutar musik dengan volume yang nyaman juga dapat menenangkan.
2. Sensitivitas Terhadap Cahaya Beberapa anak mengalami ketidaknyamanan dengan pencahayaan terang, terutama cahaya berkedip atau lampu neon.
Cara Mengatasinya: Orang tua bisa mencoba mematikan lampu berkedip atau menggunakan lampu redup. Kacamata hitam atau pelindung mata juga bisa membantu saat berada di luar rumah.
3. Sensitivitas Terhadap Tekstur Anak mungkin merasa terganggu oleh tekstur tertentu, baik itu pada makanan atau pakaian.
Cara Mengatasinya: Pilih pakaian dari bahan yang nyaman dan hindari tekstur kasar. Untuk makanan, berikan tekstur yang lebih disukai anak, seperti makanan lembut atau makanan renyah, sesuai dengan preferensinya.
4. Tantangan Sensori pada Sistem Vestibular (Keseimbangan) Anak autisme mungkin mengalami kesulitan dalam merasakan keseimbangan tubuh, yang bisa memengaruhi postur atau koordinasi.
Cara Mengatasinya: Aktivitas fisik seperti ayunan, trampolin, atau gerakan berputar lembut bisa membantu anak belajar mengenali keseimbangan tubuh dengan lebih baik.
5. Tantangan Proprioseptif (Kesadaran Tubuh) Anak yang kurang responsif mungkin tidak menyadari posisi tubuh mereka, sehingga seringkali tampak seperti menghindari aktivitas atau gerakan yang berat.
Cara Mengatasinya: Permainan yang melibatkan dorongan dan tarikan seperti bermain lempar bola, berenang, atau permainan fisik lain dapat membantu meningkatkan kesadaran tubuh.
Strategi untuk Menghadapi Tantangan Sensorik pada Anak dengan Autisme
1. Terapkan “Diet Sensorik” yang Tepat Diet sensorik adalah rencana kegiatan sehari-hari yang membantu anak mengelola rangsangan sensorik. Rencana ini disusun berdasarkan kebutuhan individu anak, seperti memberikan waktu untuk istirahat sensorik atau merancang aktivitas tertentu.
2. Gunakan Alat Bantuan Sensorik Berbagai alat seperti bantal bertekstur, rompi berat, mainan bergetar, atau bola terapi dapat membantu anak menyeimbangkan kebutuhan sensoriknya. Alat-alat ini dapat memberikan rasa tenang dan kenyamanan.
3. Libatkan Terapis Okupasi Terapis okupasi yang memiliki spesialisasi dalam integrasi sensorik dapat membantu merancang terapi yang sesuai dengan tantangan sensorik anak. Terapis dapat membantu anak dalam mengelola respons sensoriknya dengan lebih baik.
4. Berikan Dukungan dan Kesabaran Menghadapi tantangan sensorik mungkin sulit bagi anak dan juga keluarga. Berikan dukungan emosional dan ciptakan lingkungan yang aman untuk anak mengekspresikan rasa tidak nyamannya tanpa tekanan.
Tips Harian untuk Orang Tua dan Pengasuh
Observasi Reaksi Anak Terhadap Rangsangan: Perhatikan jenis rangsangan yang memicu reaksi anak dan buat catatan. Ini membantu dalam memahami pola kebutuhan sensorik.
Ciptakan Lingkungan yang Ramah Sensorik di Rumah: Sesuaikan cahaya, suara, atau tekstur di sekitar rumah agar lebih nyaman bagi anak. Buat area yang nyaman dengan mainan dan alat bantu yang disukai anak.
Ajarkan Teknik Relaksasi: Ajarkan anak untuk menarik napas dalam-dalam atau melakukan gerakan tertentu yang menenangkan. Teknik ini dapat membantu anak mengelola reaksi mereka secara mandiri.
Dukungan dari YCHI dalam Menangani Tantangan Sensorik
YCHI Autism menawarkan layanan terapi yang didedikasikan untuk anak dengan tantangan sensorik, bekerja sama dengan terapis okupasi dan konsultan yang ahli dalam bidang integrasi sensorik. Program ini bertujuan untuk membantu keluarga memahami dan merancang aktivitas yang sesuai untuk anak.
Referensi:
Grandin, T., & Panek, R. (2013). The Autistic Brain: Helping Different Kinds of Minds Succeed. Houghton Mifflin Harcourt.
Schaaf, R. C., & Mailloux, Z. (2015). Understanding the Nature of Sensory Integration with Diverse Populations. In A. C. Bundy (Ed.), Sensory Integration Theory and Practice (3rd ed.). F.A. Davis Company.
American Occupational Therapy Association. (n.d.). Sensory Processing and Autism. Diakses dari aota.org.
Autism Speaks. (n.d.). Sensory Issues in Autism. Diakses dari autismspeaks.org.
Autism Society. (n.d.). Understanding Autism and Sensory Processing. Diakses dari autism-society.org.