Stimming adalah singkatan dari "self-stimulatory behavior," yaitu perilaku stimulasi diri yang biasanya melibatkan gerakan berulang. Stimming bisa membantu anak dengan autisme dalam meredakan kecemasan, menangani kelebihan sensorik, atau sekadar menikmati sensasi tertentu. Meski sering kali dianggap tidak biasa, stimming adalah perilaku normal bagi anak dengan autisme, dan dapat diakomodasi dengan cara yang sehat.
Berikut adalah beberapa contoh umum stimming yang sering terlihat pada anak-anak dengan autisme:
Stimming bukan sekadar perilaku; bagi banyak anak dengan autisme, stimming adalah cara untuk meredakan stres, menyelaraskan diri dengan lingkungan, atau mendapatkan kontrol atas tubuh dan pikiran mereka. Namun, beberapa jenis stimming mungkin berisiko jika dilakukan secara ekstrem atau di tempat yang tidak aman.
Pahami Penyebab dan Tujuan Stimming Langkah pertama dalam mengelola stimming adalah memahami alasan di balik perilaku ini. Apakah anak stimming saat merasa cemas? Apakah stimming dilakukan untuk menenangkan diri atau mengatasi rangsangan sensorik berlebih? Dengan memahami tujuan stimming, orang tua atau pendamping bisa lebih efektif dalam menyesuaikan strategi.
Pilih Alternatif yang Aman Ketika stimming mulai mengganggu atau membahayakan, pertimbangkan untuk menggantinya dengan aktivitas lain yang lebih aman namun tetap memberikan efek yang sama. Misalnya, jika anak suka mengayunkan badan, orang tua bisa mendorong aktivitas fisik seperti bermain ayunan di taman.
Kembangkan Jadwal Teratur untuk Stimming Menyediakan waktu khusus untuk stimming dapat membantu anak belajar kapan waktu yang tepat untuk melakukan perilaku ini. Dengan membuat jadwal, anak juga akan terbiasa mengendalikan dorongan untuk stimming di situasi yang kurang tepat, seperti di sekolah atau tempat umum.
Terapi Sensorik untuk Meredakan Kebiasaan Stimming Berlebihan Terapis okupasi sering kali merekomendasikan terapi sensorik untuk anak dengan autisme. Terapi ini dapat mengurangi kebutuhan anak untuk melakukan stimming, dengan memberikan stimulasi yang terstruktur. Beberapa aktivitas sensorik yang dapat dicoba antara lain bermain pasir, berenang, atau terapi musik.
Berikan Dukungan dan Lingkungan yang Memahami Pastikan lingkungan di sekitar anak, termasuk sekolah, keluarga, dan teman-teman, memahami bahwa stimming adalah bagian dari diri anak yang perlu dipahami, bukan dikritik. Pendidikan tentang autisme dapat membantu menciptakan ruang aman di mana anak merasa nyaman menjadi dirinya sendiri.
Tidak semua perilaku stimming perlu dihentikan atau dikurangi. Namun, jika stimming mengganggu pembelajaran atau mengarah pada perilaku membahayakan, perlu pendekatan khusus. Diskusikan dengan terapis atau profesional untuk menentukan apakah intervensi tambahan diperlukan, terutama jika perilaku berulang ini menghambat perkembangan anak atau menyebabkan cedera fisik.
Stimming adalah bagian penting dari dunia anak-anak dengan autisme, dan sebagai orang tua atau pendamping, penting untuk memahami dan mendukung perilaku ini dengan cara yang sehat dan aman. Dengan strategi yang tepat, stimming dapat dikelola tanpa mengekang ekspresi anak dan tetap mendukung perkembangan emosional serta sosial mereka.
Autism Speaks. “What is Stimming and How Can It Be Managed?”
AutismSpeaks.org
National Autistic Society. “Understanding Stimming and Repetitive Behaviors in Autism.”
Autism.org.uk
Child Mind Institute. “What Parents Need to Know About Stimming and Autism.”
ChildMind.org
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). “Autism Spectrum Disorder and Repetitive Behaviors.”
CDC.gov
American Psychiatric Association. “Stimming in Autism Spectrum Disorder: Clinical and Practical Insights.”
Psychiatry.org
Verywell Health. “Why Children With Autism Engage in Stimming and How to Manage It.”
VerywellHealth.com
Bagikan artikel ini:
Facebook WhatsApp